Look at Me (제 1 회)

Title : Look at Me

Author : Park Kyuna

Genre : AU | Drama | Romance | Sad

Main cast : Park Chanyeol & Im Yoona

Other cast : Son Seungwan | Park Sooyoung | Kim Taeyeon | Kwon Yuri | Park Jungsoo | Cho Kyuhyun | Zhang Yixing | Oh Sehun

Rating : Teen (bisa berubah sewaktu-waktu)

Length : Chaptered

.

.

.

.

“Harus berapa kali kubilang, Eomma? Aku tidak mau dijodohkan,” ucap seorang pria berambut coklat gusar, mata obsidiannya memutar malas saat sang ibunya kembali memaksanya untuk menerima perjodohan sekaligus kerja sama antar perusahaan.

“Ayolah sayang, kau tidak akan menyesal dengan pilihan Eomma,” bujuk ibunya lagi.

“Tidak mau.”

“Chanyeol-ah, anak Eomma… Im Yoona itu sangat cantik, kau pasti suka. Daripada kau meratapi nasib dengan perselingkuhan si Kim Jisoo itu, lebih baik menikah dengan Yoona. Lagipula kalian waktu kecil suka bermain bersama-sama,” Taeyeon –ibu Chanyeol menatap sang anak yang kembali memasang wajah dinginnya saat ibunya menyebut nama seseorang yang belakangan ini hampir saja dia lupakan.

Eomma,” interupsi Chanyeol.

“Sudahlah sayang, kau terlalu memaksakan keinginanmu itu,” ucap Jungsoo –ayah Chanyeol melerai, tak ingin lagi mendengar perdebatan dua orang keras kepala di meja makan mereka.

Yeobo~” rengek Taeyeon, persis seperti anak kecil yang meminta lolipop. “Ayolah, masa kau tidak mau mempunyai menantu seperti Yoona? Kau tidak ingin menimang cucu eoh?”

“Uhuk.” Chanyeol tersedak saat mendengar kata terakhir ibunya. Cucu? Aish, bagaimana bisa ibunya membicarakan seorang cucu?

“Aku mau, tapi mau bagaimana lagi kalau Chanyeol memang belum ingin menikah? Biarkan saja.”

“Aish, kalian berdua sama saja. Eomma tidak mau tahu, kau harus menerima perjodohan ini. Besok kita akan makan malam bersama keluarga Im,” putus Taeyeon mutlak tanpa bisa dibantah.

Eomma!”

.

“Yoongie~” suara seorang wanita yang berdiri bersandar di depan pintu sebuah kamar dengan nuansa pink menghentikan kegiatan seorang gadis cantik yang tengah merapikan tempat tidurnya yang juga pink. Gadis yang dipanggil ‘Yoongie’ itu menoleh dan mendapati ibunya berdiri dengan senyuman.

Eomma.” Yoona atau Yoongie tersenyum bak anak kecil, memperlihatkan giginya dan mempersilahkan ibunya masuk dengan tanda dari isyarat matanya. “Ada apa, Eomma?”

Sang ibu kembali tersenyum dan ikut menuntun Yoona untuk duduk di pinggir tempat tidurnya yang baru saja dia rapihkan

“Anak Eomma sudah besar, eoh?” tanya sang ibu lembut, membelai surai hitam Yoona. “Besok keluarga Park mengajak kita untuk makan malam, kau mau ikut kan?”

Yoona terkikik geli mendengar pertanyaan ibunya. “Eomma memujiku hanya untuk merayuku ikut, eoh? Eomma tidak berbakat.”

“Hm, benarkah? Jadi?”

“Apapun itu kau harus menjawab ‘iya’ sayang.” Yoona dan Yuri menoleh kearah pintu, melihat postur tegap sang ayah serta suaminya yang sedang tersenyum tipis melihat dua malaikat kesayangannya. Sedangkan Yoona kembali terkikik.

Aigoo, Appa. Mana bisa begitu? Tidak mau.” Yoona pura-pura mengerucutkan bibir tipisnya dengan lucu membuat Kyuhyun –sang ayah hanya bisa mendesah dan berpikir bagaimana bisa anaknya seimut itu.

“Sebagai gantinya Appa belikan boneka rusa yang kau mau, bagaimana?” sang ayah mencoba bernegoisasi dengan anak semata wayangnya ini dan itu sukses membuat dua bola mata Yoona membulat.

Jeongmal?”

“Hm, ya. Jadi?”

“Mau, Appa. Mau~” Yoona berlari dan memeluk sang ayah dengan erat. Kyuhyun hanya tersenyum dan merengkuh Yoona. Walau umur Yoona sudah pantas untuk menikah, tapi tetap saja kelakuan dan sifatnya persis seperti anak umur 5 tahun. Kekanakan.

.

Jinjja, Yoona benar-benar manis,” ucap Taeyeon girang saat melihat Yoona yang berbalut mini dress berwarna soft pink dan high heels putih. Yoona sendiri hanya bisa tersenyum dan membungkukkan badannya sedikit guna menghormati Taeyeon yang sudah pasti seumuran dengan ibunya, Yuri.

Ahjumma juga sangat cantik, sama seperti Eomma,” ucap Yoona polos membuat Jungsoo dan Kyuhyun tersenyum melihat kepolosan Yoona. Dan Taeyeon? Jangan ditanya, dia bahkan sudah memeluk Yoona dengan erat.

“Sayang, kau membunuhnya nanti,” ucap Jungsoo mengingatkan. Taeyeon melepaskan pelukannya dan mengerucutkan sebal.

“Yoongie~ ini Tuan dan Nyonya Park. Sahabat Appa dan Eomma waktu kuliah dulu,” ucap Kyuhyun. Yoona mengangguk dan segera membungkuk lagi.

Annyeong.. Im Yoona ibnida..” ucap Yoona.

“Yoongie? Aigoo~ nama yang lucu. Ahjumma suka, boleh Ahjumma memanggil dengan nama Yoongie juga? Boleh ya? Bolehkan Yoongie?” tanya Taeyeon penuh harap. Yoona mengangguk senang.

“Yoongie suka dipanggil seperti itu,” ucap Yoona dengan mata berbinar, dan sesaat kemudian terkekeh geli bersama Taeyeon.

“Yoongie, ini Park Chanyeol. Kau ingat? Dulu kalian pernah bermain bersama-sama waktu kecil.”

Yoona mengerjap dan menoleh kearah pria yang sedari tadi hanya diam dengan tangan yang berada di sisi saku celananya, memperlihatkan wajah dingin dan datar yang dia punya. Yoona kembali mengerjap beberapa kali sambil terus menatap pria itu. Mencoba berpikir dan mengingat kenangan masa kecilnya.

“Jangan menatapku seperti itu, aku tidak suka,” ucap Chanyeol membuyarkan lamunan Yoona dan membuat gadis itu tercengang dengan ucapannya barusan. Dan detik berikutnya, dia melihat dengan jelas tangan kanan Taeyeon mendarat mulus di belakang kepala Chanyeol, membuat suara yang tak main-main dan sukses membuat pria itu meringis.

Eomma, sakit,” ringis Chanyeol.

“Sopan sedikit kepada gadis cantik ini, Chanie. Aigoo~ kau tidak sopan sama sekali, bahkan tidak menyapa calon mertuamu?” decak Taeyeon sarkatis.

Mianhamnida Tuan dan Nyonya Im, aku tidak bermaksud seperti itu. Park Chanyeol ibnida,” ucap Chanyeol sembari membungkuk di hadapan Kyuhyun dan Yuri.

“Tidak apa-apa. Ayo kita duduk dan makan, aku sudah lapar,” sahut Kyuhyun ringan dan langsung disambut tawa oleh Jungsoo dan Taeyeon.

.

“Jadi, kapan kita mau melangsungkan pernikahannya?”

“Uhuk.” Yoona tersedak makanannya saat Taeyeon menyebutkan kata pernikahan. “Maksud Ahjumma?”

“Loh? Kenapa Yoongie bertanya? Tentu saja pernikahan kalian berdua.”

“Pernikahan kalian berdua?”

Ya! Yuri-ya, Kyuhyun-ah, kalian tidak memberitahu apa-apa memangnya?” bentak Taeyeon, sedangkan yang dibentak sendiri hanya menggendikkan bahu tanda tak peduli.

“Aku tidak ingin memaksakan kehendak anakku, walaupun sebenarnya aku ingin kita berbesan,” jawab Kyuhyun. Yuri mengangguk setuju.

“Tapi aku ingin Yoona menjadi menantuku, iya kan, yeobo?” ucap Taeyeon meminta dukungan suaminya yang malah asyik dengan makanannya.

“Kyuhyun benar sayang.”

“Aish, Chanyeol-ah, katakan kau menyukai Yoona? Katakan atau Eomma akan memaksamu mengatakannya.”

“Apa-apaan itu Eomma? Tidak adil,” ucap Chanyeol sedikit tidak terima.

“Yoongie-ya, Yoongie mau kan menjadi menantu Ahjumma, menikah dengan Chanyeol ya?” tanya Taeyeon memelas.

“E-eh?” Yoona membulatkan matanya saat mendengar permintaan Taeyeon yang menurutnya begitu frontal dan kekanakan untuk seorang wanita yang sudah berkeluarga.

Chanyeol melirik sekilas kearah Yoona yang sekarang menatap bingung kearah kedua orang tuanya. Matanya yang bulat, pipinya yang sedikit chubby dan bibirnya yang tipis dan berwarna pink alami. Kulit Yoona juga putih ikut menjadi perhatian Chanyeol. Deg! Apa ini? Kenapa Chanyeol malah memperhatikannya?

“Yoongie~” Yuri membelai kepala Yoona saat gadis itu kembali merengek. “Sebenarnya Eomma dan Appa mengajakmu bertemu dengan keluarga Park, karena Eomma dan Appa berniat menjodohkanmu dengan Chanyeol.”

“APA?!”

“Ck.” Chanyeol menutup sebelah telinganya karena suara nyaring Yoona yang bersarang begitu saja di gendang telinganya. Meja restoran yang mereka pesan memang berbentuk bulat, dan Yoona duduk persis disampingnya.

Appa bilang akan makan malam dan habis itu membelikan Yoongie hadiah? Kenapa sekarang membawa-bawa masalah perjodohan? Shireo!” ucap Yoona ketus. Chanyeol sedikit bernapas lega mendengar penolakan Yoona.

Eoh? Yoongie tidak mau?” tanya Taeyeon sedih atau sengaja berakting saat mendengar jawaban Yoona.

“Bu-bukan seperti itu, Ahjumma,” ucap Yoona mendesah. ‘Bukan seperti itu? Apa maksudnya?’ batin Chanyeol.

“Masa Yoongie harus menikah dengan pria yang baru Yoongie temui malam ini, apa tidak terlalu cepat? Lagipula Yoongie masih kuliah.”

Aigoo~ hanya itu? Berarti selain alasan itu Yoongie mau menikah dengan Chanyeol? Tidak masalah, Yoongie sudah kuliah jadi tidak ada salahnya menikah, dan lagi kalian kan pasti akan selalu bertemu diatas ranjang setelah menikah nanti,” ucap Taeyeon sambil mengedip pada Yoona membuat Chanyeol bergidik melihatnya.

“Ap-apa?!”

“Bulan depan saja bagaimana? Menurut kalian bagaimana?” tanya Taeyeon lagi dengan lebih antusias membuat Jungsoo, Kyuhyun dan Yuri pasrah akan keputusan sepihak Taeyeon. Sedangkan Yoona tercengang dan Chanyeol sendiri hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar melihat tatapan mutlak ibunya.

.

Saat ini, Yoona dan Chanyeol baru tiba dengan selamat di apartemen baru mereka –yang sengaja dihadiahkan dan meletakkan dua koper besar di depan pintu.

“Woahhh,” ucap Yoona terpana. Mata rusanya mengerjap dan berbinar melihat apartemen baru mereka berdua.

Eungg, Chanyeol-ssi?”

“Hm?”

“Kita tidak akan tidur sekamar kan?” tanya Yoona setengah berharap. Dia belum terbiasa dengan keberadaan Chanyeol yang begitu tiba-tiba. Dalam hati dia merutuki keputusan sepihak ibu mertuanya dan juga anggukan pasrah kedua orang tuanya saat memutuskan pernikahan mereka berdua yang jelas-jelas terpaksa satu bulan yang lalu.

“Kau pikir aku mau berbagi kamar denganmu?” balas Chanyeol dingin membuat Yoona tersentak dan tanpa sadar mengerucutkan bibirnya, dan itu sukses membuat Chanyeol terkesiap. Manisnya.

“Ah, begitukah?” tanya Yoona, terlihat jelas kekecewaan dari nada bicaranya. Yoona terbiasa di manja oleh kedua orang tuanya, dan baru pertama kali dia dibentak oleh seseorang yang notabennya sekarang adalah suaminya.

Chanyeol sedikit salah tingkah saat melihat Yoona yang menunduk sambil memainkan ujung dressnya. Pria itu menghela napasnya dan kemudian menyeret salah satu koper menuju pintu di dekat pintu.

“Ini kamarmu, beristirahatlah,” interupsi Chanyeol lalu menyeret koper yang lain menuju pintu di seberang ruangan kemudian menutup pintunya.

Yoona masih mematung di depan pintu saat melihat Chanyeol menutup pintu kamarnya. Sedetik kemudian dia mendesah.

Eomma…”

.

“Pagi, Chanyeol-ssi,” sapa Yoona riang saat melihat Chanyeol keluar dari kamarnya dengan balutan kemeja biru muda dan celana hitam yang membuatnya semakin tampan.

Chanyeol hanya melirik sekilas tanpa ekspresi dan duduk di meja makan.

“Aku membuatkanmu sarapan, maaf hanya roti dan susu. Di kulkas belum ada bahan makanan apapun, jadi nanti aku ak—”

“Lakukan saja sesuka hatimu, Yoona-ssi,” potong Chanyeol datar membuat Yoona kembali tercengang, namun sadar bahwa bibirnya terbuka saat mendengar ucapan Chanyeol, cepat-cepat dikatupkan kembali bibirnya.

“Ya, baiklah. Maaf aku terlalu banyak bicara,” ucap Yoona kembali menunduk.

Chanyeol hanya menatap Yoona dengan tatapan datanya, tanpa berniat sedikit pun meminta maaf. Dia bangkit dan berdiri menuju kamarnya tanpa menyentuh sedikit pun sarapan yang di buat Yoona.

“Aku pergi,” ucap Chanyeol dan Yoona hanya bisa kembali menunduk. Tanpa Chanyeol sadari, satu tetes liquid bening jatuh dari mata bulat Yoona.

.

“Kau kenapa?” Yixing terheran-heran melihat wajah Chanyeol yang sejak tadi pagi tertekuk tanpa tahu alasannya.

“Gadis itu benar-benar cerewet,” jawab Chanyeol pelan membuat Yixing mengernyit.

“Siapa? Istrimu?”

“Hm.”

Ya! Chanyeol-ah, mungkin dia hanya ingin menghilangkan suasana canggung diantara kalian, tidak ada salahnya kan?”

“Aku benar-benar mengutuk Eomma karena seenaknya dia menentukan hidupku.”

“Kau tidak boleh bicara seperti itu, Taeyeon Ahjumma hanya ingin yang terbaik untuk anak semata wayangnya. Jika aku jadi kau, aku tidak akan menolak dijodohkan dengan gadis secantik dan seimut Yoona. Dia benar-benar manis kau tahu?”

Chanyeol memutar bola matanya saat mendengar ucapan Yixing, sepupu sekaligus wakil direktur di perusahaan Park Corperation.

“Kenapa kau tidak menggantikanku saja di altar kemarin, huh?” ucap Chanyeol dingin.

Kekeke, aku mau bodoh. Tapi aku sudah punya Seungwan jika kau lupa,” sahut Yixing sambil tersenyum tipis.

Tok tok tok

“Masuk,” ucap Chanyeol. Sedetik kemudian dia menoleh kearah pintu dan melihat sekretarisnya masuk sambil membawa kotak makan.

“Ada apa, Nona Park?” tanya Yixing heran.

“Saya ingin mengantarkan ini untuk Chanyeol Sajangnim, kiriman dari istri anda, Tuan,” ucap Chaeyoung sopan.

“Istrinya? Maksudmu Yoona?”

“Ya, Tuan.”

“Dia datang kemari?” kali ini Chanyeol yang bertanya dengan dahi yang berkerut.

Ye, beliau hanya menitipkan ini dan pergi.”

“Baiklah, taruh saja di meja dan kau boleh pergi.”

“Baik, Sajangnim. Permisi.”

Chanyeol kembali melirik kearah kotak makan yang baru saja ditaruh di meja oleh sekretarisnya, sedangkan Yixing sudah tersenyum.

“Kau tidak berniat memakannya? Jangan hanya ditatap saja,” goda Yixing.

“Diamlah, Hyung.”

“Dia benar-benar perhatian padamu. Aish, aku iri,” gumam Yixing lagi. Chanyeol memutar bola matanya dan kembali memandang penuh tanya kearah kotak makan itu.

.

Chanyeol tiba di apartemennya, namun retina matanya menangkap suasana apartemen yang sepi dan sunyi. ‘Kemana Yoona?’ batinnya.

Chanyeol berjalan kearah ruang tamu dan menyusuri setiap sudut dan ruang itu. Sepi, benar-benar sepi. Langkah kakinya kemudian membawanya kearah meja makan, membuka tudung saji dan betapa terkejutnya Chanyeol saat melihat hidangan yang menggugah selera makannya. Namun dahinya kembali mengerut saat tidak melihat Yoona dimana pun.

“Oh, Chanyeol-ssi sudah pulang?” sebuah suara menghentikan kegiatan Chanyeol yang sejak tadi memperhatikan makanan di depannya dengan penuh minat. Dengan segera ia membalikkan badannya dan melihat Yoona bersandar di depan pintu kamarnya dengan balutan piyama pink bercorak rusa dengan senyum manis.

Deg!

Senyuman Yoona yang begitu manis membuat Chanyeol tanpa sadar terus menatap gadis cantik itu, membuat Yoona mengernyit heran sekaligus bingung karena mendapat tatapan intimidasi dari sang suami.

“A-apa aku membuat kesalahan lagi, Chanyeol-ssi?” tanya Yoona takut-takut.

Chanyeol tersentak dan segera membuang pandangannya ke segala arah asalkan tidak menatap Yoona.

“Kenapa kau membawakanku makan siang?” tanya Chanyeol kembali dengan nada datar dan wajah poker facenya.

Yoona terkejut dan kembali memainkan ujung piyamanya dengan gelisah.

Engg, Taeyeon Ahjumma yang memintaku membawakannya untukmu. Katanya sebagai istri yang baik aku harus memasakkan sesuatu untuk suamiku yang sedang bekerja,” jelas Yoona. “Maaf kalau kau tidak suka,” lanjutnya dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan tersenyum kecut sebelum akhirnya berbalik meraih handle pintu kamarnya.

Chakkaman,” ucap Chanyeol membuat Yoona menoleh dan menatap pria itu dengan tatapan bingung.

Ne?”

“Aku tidak suka makan sendirian, temani aku makan.”

“A-apa?” Yoona mengerjapkan matanya beberapa kali membuat Chanyeol merutuk dalam hati bagaimana bisa Yoona seimut itu, dan bodohnya ia baru menyadari itu dari Yixing.

“N-ne, baiklah. Tapi sebaiknya kau pergi mandi dan ganti baju, aku akan menyiapkan air hangat untukmu.”

“Tidak perlu,” sahut Chanyeol. “Aku mandi dengan air biasa saja, kau tunggu aku di meja makan.”

“B-baiklah.”

.

“Yoona-ya!” Yoona menoleh kearah pintu kantin begitu mendengar suara seorang pria yang begitu nyaring, namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum dan melambai dengan penuh semangat saat tahu siapa yang memanggilnya.

“Kau meninggalkanku lagi,” protes pria itu begitu sampai di meja Yoona.

Mianhae, Sehun-ah. Habisnya kau lama sekali,” ucap Yoona tak mau kalah sambil mengerucutkan bibirnya, namun justru itu membuat Sehun gemas dan mencubit kedua pipinya.

“Aw, sakit bodoh!”

“Hehehe, mana makananku?”

Yoona tersenyum dan memberikan nampan berisi japchae dan juga jus alpukat pada Sehun membuat Sehun berbinar menerimanya.

“Woahh, gomawo. Kau tahu aku lapar sekali, rapatnya begitu membosankan,” adu Sehun sambil melahap makanannya dengan semangat membuat Yoona kembali tersenyum dan ikut memakan bulgoginya yang sedari tadi menganggur terabaikan.

“Kenapa kau masih mau mengikuti komite sekolah jika itu membosankan?”

“Ini memang tugasku bodoh.”

“Aish, iya iya baiklah,” ucap Yoona kesal.

“Hey Nona, bagaimana dengan suamimu itu?” tanya Sehun dengan pipi yang menggembung karena penuh makanan di dalam mulutnya.

Ya! Kau itu, habiskan dulu makananmu.”

“Jawab saja pertanyaanku.”

“Hm.” Yoona menghela napasnya berat. “Dia dingin sekali kau tahu? Aku hampir tidak pernah bicara dengannya.”

“Sampai sebegitunya?”

“Ya, tapi aku tetap menghormatinya sebagai suamiku.”

“Kau sudah mulai mencintainya?” tanya Sehun. Yoona mengangkat bahunya pelan sambil menyesap jus jeruknya.

“Tidak tahu, tapi aku berusaha.”

“Kau begitu baik hati, Yoongie. Manisnya…”

Ya! Ya! Sakit!” Yoona berteriak saat Sehun kembali mendaratkan kedua tangannya di kedua pipi Yoona membuat sang pemilik meronta kesakitan. Sedangkan Sehun tertawa dan terus mencubit pipi Yoona dengan gemas.

“Ehem, permisi…” kegiatan keduanya terhenti ketika sebuah suara menginterupsi mereka. Yoona dan Sehun menoleh, dan mendapati seorang gadis dengan kemeja biru dan celana jeans sedang tersenyum canggung pada mereka, atau mungkin Yoona bisa mendeskripsikan senyuman itu untuk Sehun saja.

“Ya, ada apa?”

“Sehun-ssi, aku membawakanmu ini…” ucap sang gadis dengan gugup dan memberikan kotak kecil berisi coklat dan permen.

Eoh?”

“Aku harap kau mau memakannya. Yoona-ssi juga boleh memakannya, tapi sedikit saja ya…” ucap gadis itu lagi dan kemudian tersenyum pada Yoona. Yoona ikut tersenyum pada gadis itu, tapi sedetik kemudian wajahnya mengerut heran.

“Kau tahu namaku?” tanya Yoona bingung dan menoleh kearah Sehun yang sedang memandang bingung kearah gadis itu, kemudian melirik kearah kotak kecil itu.

“Im Yoona dari jurusan Performing of Arts tingkat 8, dan Oh Sehun dari jurusan Management di tingkat yang sama. Aku benar kan?” gadis itu terkikik geli dengan ucapannya sendiri. “Aku Park Sooyoung, salam kenal…”

“Ah.” Yoona mengangguk paham saat Sooyoung tersenyum dan menoleh kearah Sehun yang sekarang balik menatapnya.

“Kau stalker ya?” tanya Sehun polos.

Gadis itu kembali terkikik geli mendengar pertanyaan Sehun, kemudian tertawa memamerkan deretan giginya yang putih.

“Kau boleh menganggapnya begitu, aku pergi dulu… sampai jumpa.” Sooyoung melambai dengan riang pada Yoona dan Sehun sebelum menghilang dari kantin. Meninggalkan Sehun yang masih dengan muka bodohnya. Yoona tertawa.

Ya! Sehun-ah, wajahmu lucu sekali… hahaha,” ucap Yoona kembali tertawa membuat Sehun tersadar dan mendelik kearah Yoona.

“Diam kau!”

“Hahaha.”

“Aish, Ya! Im Yoona.”

“Hahaha, iya baiklah, aku diam…” ucap Yoona setengah mati menahan tawanya sebelum Sehun kembali melirik sinis kearahnya.

“Siapa sih memangnya gadis itu? Seperti hantu saja,” dengus Sehun kesal.

“Hm? Kau benar, tapi aku suka sikap frontalnya saat berhadapan denganmu.”

“Apa?”

“Dia mengejarmu bodoh, jangan bilang kau tidak tahu?”

Ani.”

“Ish.” Yoona mengerucutkan bibirnya sebal saat Sehun berkata ketus padanya. “Sudahlah, Hun-ah. Ayo pulang…”

“Kuantar?”

“Tidak perlu, aku ada janji dengan Appa.”

“Baiklah, telepon aku nanti ya.”

Ne, Tuan Oh…”
TBC

7 thoughts on “Look at Me (제 1 회)

  1. Waaa…sungguh Chanyoon sudah menikah..hahaha Taeyon sungguh mendominasi bahkan Chanyeol Jungso bahkan Yoona Yuri dan Kyuhyun tidak bisa menolak keinginannya utk menikahkan Chanyoon.Akhirnya Chanyeol melihat juga bahwa Yoona memang imut,seperti yg dikatakan sepupunya Yixing.Sehun sahabat Yoona,tidakkah memiliki perasaan lebih kepada Yoona.Ditunggu chapter selanjutnya……

    Like

  2. Taeyeon sangat antusias sama perjodohan yoona dan chanyeol yaampun bener2 pemaksa yah haha tapi bagus deh yoona sama chanyeolnya nurut. Semoga aja mereka bisa cepet2 saling mencintai. Hehee ditunggu part selanjutnya author!!

    Like

  3. Aigoo Yoona imut and polos bnget sih, suka deh. Bru chap 1 tp Chanyeol ama Yoona udah menikah aja, daebak. Tp skap Chanyeol oppa napa sih hrus dingin gtu ama Yoona, mna Yoona kn ank manja jd kshan aku Yoona d’acuhin ama suaminya sendri. Next chap d’tnggu thor.. Fighting!

    Like

Leave a comment